Senin, 22 Juni 2020

Kesalahan saat Membeli dan Menggunakan Kosmetik Untuk Perawatan


Kesalahan saat Membeli dan Menggunakan Kosmetik Untuk Perawatan
Tak semua kosmetik dan produk skincare aman untuk tubuh. Beberapa produk bahkan diketahui mengandung bahan kimia berbahaya. Salah membeli, kulit wajah jadi berantakan. Ahli kesehatan kulit dan kelamin RS Pondok Indah, Susie Rendra mengatakan, konsumen harus jeli saat membeli. Dari sederet kasus pasiennya, Susie mengamati bahwa masih banyak orang yang melewatkan langkah awal sebelum benar-benar membeli dan menggunakan kosmetik. "Orang, tuh, terkadang, sudah baca cara pakai, ya langsung dipakai. Padahal ada beberapa hal yang sebaiknya dilakukan, tapi malah dilewatkan.
Artinya, masih banyak orang memiliki kebiasaan buruk saat membeli produk kosmetik atau skincare. 

Berikut kesalahan yang umum yang harus dihindari konsumen.

1. Tidak cek nomor registrasi
Produk resmi beredar atas izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI atau dinas kesehatan setempat. Luangkan waktu untuk mengecek nomor registrasi izin edar dari BPOM. Anda dapat mengecek secara daring di laman BPOM. Cukup masukkan nomor registrasi. Jika produk terdaftar, maka nama produk yang akan Anda beli akan muncul di layar.
Nomor registrasi penting untuk mengetahui keamanan produk. Sebelum memberikan izin edar, BPOM melakukan serangkaian kajian mendalam, termasuk efektivitas dan keamanan produk.

2. Tidak peduli dengan nama produsen
Susie mengatakan, nama produsen harus tertulis jelas di kemasan. Jika tak ada nama produsen, ada kemungkinan produk tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan.

3. Tidak membaca kemasan atau label
Tak hanya sekadar beli dan pakai, penting pula bagi Anda untuk membaca keterangan pada kemasan. Anda perlu memerhatikan kandungan, cara pakai, frekuensi pemakaian, area tubuh yang dihindari, lama pemakaian yang dianjurkan, juga batasan usia.
Perlu dicatat, ada sejumlah bahan kimia berbahaya yang dilarang untuk pembuatan produk kosmetik dan skincare. Mereka di antaranya logam berat seperti merkuri, zat korosif, hidrokarbon polisiklik, zat karsinogenik, dan zat teratogenik.

4. Langsung pakai
Kebiasaan paling buruk dari konsumen adalah langsung memakai produk tanpa terlebih dahulu melakukan skin test. Skin test atau pengujian pada area kecil kulit wajib dilakukan untuk melihat keamanan produk ketika digunakan. Susie menyarankan untuk menguji kosmetik atau produk skincare pada kulit di belakang telinga.
"Jangan langsung digunakan. Skin test dulu paling tidak 3-5 hari. Kalau tidak ada keluhan, baru pakai di muka.
Cara ini pun bisa diterapkan pada produk yang dibeli di luar Indonesia. Kosmetik dan produk perawatan wajah yang belum masuk Indonesia memang belum memiliki izin edar. Namun, skin test akan membantu Anda menentukan keamanan produk.

5. Tidak rela membuang produk
Banyak orang cenderung tidak rela membuang produk kosmetik atau skincare meski terbukti tidak aman. Susie mengatakan, tak perlu ragu membuang produk yang tidak aman. Pasalnya, biaya pengobatan akan jauh lebih tinggi daripada biaya pembelian produk.

Produk dikatakan aman saat tidak menimbulkan efek sistemik (gangguan hati atau ginjal, kanker kulit) dan iritasi berlebih. Jika terjadi iritasi berlebih, sebaiknya segera hentikan pemakaian.